Tentang keutamaan Ramadhan
Nabi bersabda:
‘”Aku melihat seorang laki-laki dari umatku terengah-engah kehausan, maka datanglah kepadanya puasa bulan Ramadhan lalu memberinya minum sampai kenyang ” (HR. At-Tirmidzi, Ad-Dailami dan Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir dan hadits ini hasan).
“Shalat lima waktu, shalat Jum’at ke shalat Jum ‘at lainnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antaranya jika dosa-dosa besar ditinggalkan. ” (HR.Muslim).
Jadi hal-hal yang fardhu ini dapat menghapuskan dosa-dosa kecil, dengan syarat dosa-dosa besar ditinggalkan. Dosa-dosa besar, yaitu perbuatan yang diancam dengan hukuman di dunia dan siksaan di akhirat. Misalnya: zina, mencuri, minum arak, mencaci kedua orang tua, memutuskan hubungan kekeluargaan, transaksi dengan riba, mengambil risywah (uang suap), bersaksi palsu, memutuskan perkara dengan selain hukum Allah.
Seandainya tidak terdapat dalam bulan Ramadhan keutamaan-keutamaan selain keberadaannya sebagai salah satu fardhu dalam Islam, dan waktu diturunkannya Al-Qur’anul Karim, serta adanya Lailatul Qadar -yang merupakan malam yang lebih baik daripada seribu bulan- di dalamnya, niscaya itu sudah cukup, Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua.
· Yang Pertama: iaitu sesungguhnya ketika malam pertama di bulan Ramadan, Allah Ta’ala memandang mereka (umat Nabi Muhammad) dan barang siapa yang dipandang oleh Allah maka ia tidak akan disiksa selama-lamanya.
· Yang Kedua: Bahawasanya mulut (bau mulut orang yang berpusa) ketika dicium lebih wangi di sisi Allah daripada minyak wangi kasturi.
· Yang Ketiga: Sesungguhnya para malaikat memohon keampunan bagi mereka pada waktu siang dan malam.
· Yang Keempat: Sesungguhnya Allah Azzawajalla memerintahkan kepada syurga dan berkata kepadanya: Bersiaplah dan berhiaslah untuk menyambut para hambaKu. Tidak lama lagi mereka akan dilepaskan daripada kesusahan dunia untuk menuju ke rumahKu dan kemuliaanKu.
· Yang Kelima: Bahawasanya ketika telah tiba akhir malam, Allah mengampuni mereka (orang yang berpuasa semuanya) kemudian seorang daripada kaum itu bertanya: Apakah itu malam Laialatul Qadar? Maka Nabi s.a.w menjawab: Tidak, apakah kamu tidak melihat para pekerja ketika mereka selesai melaksanakan tugas mereka? Ketika itu mereka akan diberikan ganjaran dan upah mereka.
Ulasan