Alkisah Seekor Tikus dan Sahabat-sahabatnya...
Sang Tikus melihat daripada satu lubang tepi rumah untuk lihat petani dan isterinya sedang membuka satu bungkusan…
“Apa makanan dalam kotak ini?” bayang tikus tersebut yang kelaparan.
Sang Tikus terkejut melihat apa yang dikeluarkan petani dan isterinya berupa perangkap tikus!
Sang Tikus yang ketakutan balik ke kandang memberitahu kawan-kawannya, “Ada satu perangkap tikus dalam rumah Pak Ali! Ada satu perangkap tikus!”
Ayam yang sedang tidur, bangun dan menggaru dan menaikkan kepalanya lalu berkata, “Sang Tikus, ana tahu ini ialah masalah besar untuk enta, tapi ini tak ada kena mengena dengan ana… Ana tak kisah pun, jangan kacau tidur ana.”
Kecewa, Sang Tikus pun mencari Sang Kambing yang juga rakan karibnya untuk memberitahu berita perangkap tikus.
“Ada perangkap tikus di rumah Pak Ali! Ada perangkap tikus di rumah Pak Ali,” kata Sang Tikus.
Sang Kambing melihat Sang Tikus dengan mata tak bermaya lalu berkata, “Maafkan ana Sang Tikus. Ana tak boleh berbuat apa-apa selain berdoa. Ana akan pastikan enta dalam doa ana.”
Kecewa lagi, Sang Tikus pergi berjumpa dengan Sang Kerbau dan berkata, “Ada perangkap tikus di rumah Pak Ali! Ada perangkap tikus di rumah Pak Ali” dengan harapan Sang Kerbau akan mengambil peduli masalah yang dihadapinya.
Sang Kerbau berkata,”WOW, Sang Tikus. Ana simpati pada enta, tapi perangkap itu, kulit saya pun tak terasa kalau terpijak.”
Sang Tikus pun balik ke rumahnya, kecewa dan sedih untuk menghadapi perangkap tikus itu bersendirian tanpa rakan-rakan di kandangnya.
Malam tersebut juga, Sang Tikus terdengar bunyi “PAPP!” seolah-olah perangkap tikus itu telah mendapat mangsanya yang pertama.
Sang Tikus pergi menjenguk di lubang yang sama. Ketika tiba di sana, Sang Tikus terlihat kaki isteri Pak Ali berdarah dan Pak Ali sedang merawatnya. Kelihatan di perangkap tikus itu ialah bangkai seekor ular berbisa yang ekornya terkena perangkap tikus.
Isteri Pak Ali rupanya bergegas ke dapur untuk melihat hasil tangkapan perangkap tikus dan sebaik saja tiba ular berbisa itu yang mengarang terus menyengat isteri Pak Ali.
Pak Ali bergegas membawa isterinya ke hospital, dan beberapa hari kemudian isterinya diarahkan pulang.
Isteri Pak Ali masih tidak sembuh, dan terkena demam panjang. Ada orang kampung memberitahu sup ayam bagus untuk merawat demam – maka Pak Ali telah menyembelih Sang Ayam untuk membuat sup untuk isterinya.
Tapi kerana isteri Pak Ali masih tidak sembuh, ramai sanak-saudara yang datang menjenguk ulang-alik menjaga isteri Pak Ali – Pak Ali menyembelih Sang Kambing untuk memberi makan kepada mereka sebagai tanda penghargaan.
Akhirnya, isteri Pak Ali sembuh. Pak Ali kegembiraan dan mengadakan kenduri kesyukuran dan menyembelih Sang Kerbau untuk menjamu seluruh kampung.
Sang Tikus melihat semua ini terjadi dengan penuh kesedihan.
Beringatlah lain kali, apabila terdengar seseorang sahabat mempunyai masalah, jangan memandang remeh kerana masalah itu tiada kaitan dengan kita… Bumi ini bulat dan semuanya berkait dalam satu roda - semua yang Allah inginkan kita bertemu ada tujuannya termasuklah sahabat yang mempunyai masalah ini.
Bila sahabat datang dengan masalah, bantulah dia setakat mampu – jangan tidak mengendahkannya, mesti ada sebab Allah mengutuskan anda bertemu dengan sahabat tersebut pada waktu terdesak. Sekurang-kurangnya pun berilah kata-kata semangat.
Demi Allah, berilah bantuan – usah anggap bantuan adalah untuk sahabat, anggaplah bantuan itu sebagai menunaikan amanah yang diberikan Allah untuk mendapat pahala ke akhirat.
“Apa makanan dalam kotak ini?” bayang tikus tersebut yang kelaparan.
Sang Tikus terkejut melihat apa yang dikeluarkan petani dan isterinya berupa perangkap tikus!
Sang Tikus yang ketakutan balik ke kandang memberitahu kawan-kawannya, “Ada satu perangkap tikus dalam rumah Pak Ali! Ada satu perangkap tikus!”
Ayam yang sedang tidur, bangun dan menggaru dan menaikkan kepalanya lalu berkata, “Sang Tikus, ana tahu ini ialah masalah besar untuk enta, tapi ini tak ada kena mengena dengan ana… Ana tak kisah pun, jangan kacau tidur ana.”
Kecewa, Sang Tikus pun mencari Sang Kambing yang juga rakan karibnya untuk memberitahu berita perangkap tikus.
“Ada perangkap tikus di rumah Pak Ali! Ada perangkap tikus di rumah Pak Ali,” kata Sang Tikus.
Sang Kambing melihat Sang Tikus dengan mata tak bermaya lalu berkata, “Maafkan ana Sang Tikus. Ana tak boleh berbuat apa-apa selain berdoa. Ana akan pastikan enta dalam doa ana.”
Kecewa lagi, Sang Tikus pergi berjumpa dengan Sang Kerbau dan berkata, “Ada perangkap tikus di rumah Pak Ali! Ada perangkap tikus di rumah Pak Ali” dengan harapan Sang Kerbau akan mengambil peduli masalah yang dihadapinya.
Sang Kerbau berkata,”WOW, Sang Tikus. Ana simpati pada enta, tapi perangkap itu, kulit saya pun tak terasa kalau terpijak.”
Sang Tikus pun balik ke rumahnya, kecewa dan sedih untuk menghadapi perangkap tikus itu bersendirian tanpa rakan-rakan di kandangnya.
Malam tersebut juga, Sang Tikus terdengar bunyi “PAPP!” seolah-olah perangkap tikus itu telah mendapat mangsanya yang pertama.
Sang Tikus pergi menjenguk di lubang yang sama. Ketika tiba di sana, Sang Tikus terlihat kaki isteri Pak Ali berdarah dan Pak Ali sedang merawatnya. Kelihatan di perangkap tikus itu ialah bangkai seekor ular berbisa yang ekornya terkena perangkap tikus.
Isteri Pak Ali rupanya bergegas ke dapur untuk melihat hasil tangkapan perangkap tikus dan sebaik saja tiba ular berbisa itu yang mengarang terus menyengat isteri Pak Ali.
Pak Ali bergegas membawa isterinya ke hospital, dan beberapa hari kemudian isterinya diarahkan pulang.
Isteri Pak Ali masih tidak sembuh, dan terkena demam panjang. Ada orang kampung memberitahu sup ayam bagus untuk merawat demam – maka Pak Ali telah menyembelih Sang Ayam untuk membuat sup untuk isterinya.
Tapi kerana isteri Pak Ali masih tidak sembuh, ramai sanak-saudara yang datang menjenguk ulang-alik menjaga isteri Pak Ali – Pak Ali menyembelih Sang Kambing untuk memberi makan kepada mereka sebagai tanda penghargaan.
Akhirnya, isteri Pak Ali sembuh. Pak Ali kegembiraan dan mengadakan kenduri kesyukuran dan menyembelih Sang Kerbau untuk menjamu seluruh kampung.
Sang Tikus melihat semua ini terjadi dengan penuh kesedihan.
Beringatlah lain kali, apabila terdengar seseorang sahabat mempunyai masalah, jangan memandang remeh kerana masalah itu tiada kaitan dengan kita… Bumi ini bulat dan semuanya berkait dalam satu roda - semua yang Allah inginkan kita bertemu ada tujuannya termasuklah sahabat yang mempunyai masalah ini.
Bila sahabat datang dengan masalah, bantulah dia setakat mampu – jangan tidak mengendahkannya, mesti ada sebab Allah mengutuskan anda bertemu dengan sahabat tersebut pada waktu terdesak. Sekurang-kurangnya pun berilah kata-kata semangat.
Demi Allah, berilah bantuan – usah anggap bantuan adalah untuk sahabat, anggaplah bantuan itu sebagai menunaikan amanah yang diberikan Allah untuk mendapat pahala ke akhirat.
Harap mendapat manfaat dari isi tersirat cerita ini.
~ Senyum.~
p/s: Jika banyak kekurangan yang kelihatan pada diri saya, Memang benar....Itulah saya...Andai ada masanya saya MENULIS sesuatu yang tidak mengikut acuan Islam, TEGURLAH saya.. NASIHATKAN LAH SAYA dengan HIKMAH, moga saya SEDAR akan kekurangan itu supaya IMAN ini tidak semakin NIPIS ... Kamu adalah saudara Saya (seagama) dan pada kamu saya meminta teguran yang IKHLAS itu.
Ulasan
Menarik kisah ni...
Kisah yg bagus sis. Thanks kongsikan bersama.
*tak pe sis tak de masalah.harap sis sihat2 je ye.
moga kita sentiasa berada disamping sahabat ketika mereka di dalam kesusahan
kadang2 kite silap sbb sllu pandang remeh dgn benda yg berlaku d sekeliling..
smoga kite lebih alert dlm segala hal yg berlaku :)
heheh lawak pic tikus tu,blh senaman le pulak.